Jumaat, 23 Oktober 2020

LAPORAN PROGRAM PENCEGAHAN PERUNDUNGAN / BULLYING DI SMA NEGERI 1 PESISIR SELATAN

 

LAPORAN

 

KEGIATAN PENCEGAHAN

PERUNDUNGAN (BULLYING)

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 PEMERINTAH PROVINSI LAMPUNG

DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

SMA NEGERI 1 PESISIR SELATAN

TAHUN 2019

 

 

KATA PENGANTAR

 

Puji syukur kami haturkan ke hadirat Tuhan YME, yang telah melimpahkan  rahmat, hidayah dan karunia-Nya. Penyusunan laporan ini merupakan salah satu upaya mengimplementasikan segala sesuatunya tentang terlaksananya program pencegahan perundungan siswa di Lingkungan SMA Negeri 1 Pesisir Selatan.

 

Kami Mengucapkan terimakasih dan penghargaan kepada seluruh warga sekolah yang telah meluangkan waktu dan tenaganya untuk melaksanakan kegiatan pencegahan bulying siswa, dan memberi saran dalam penyusunan laporan ini. Semoga Allah SWT Senantiasa memberikan petunjuk terhadap segala upaya yang kita lakukan demi untuk meningkatkan karakter siswa yang telah dilaksanakan di SMAN 1 Pesisir Selatan.

 

 

 

 

Koordinator BK

 

 

Erlica, S.Pd


BAB I

PENDAHULUAN

 

 

A.  Latar Belakang

 

Perundungan atau Bullying adalah tindakan penggunaan kekuasaan untuk menyakiti seseorang atau sekelompok orang baik secara verbal, fisik, maupun psikologis sehingga korban merasa tertekan, trauma, dan tak berdaya. Kata bullying berasal dari Bahasa Inggris, yaitu dari kata bull yang berarti banteng yang senang merunduk kesana kemari. Dalam Bahasa Indonesia, secara etimologi kata bully berarti penggertak, orang yang mengganggu orang lemah. Pelaku bullying yang biasa disebut bully bisa seseorang, bisa juga sekelompok orang, dan ia atau mereka mempersepsikan dirinya memiliki power (kekuasaan) untuk melakukan apa saja terhadap korbannya. Korban juga mempersepsikan dirinya sebagai pihak yang lemah, tidak berdaya dan selalu merasa terancan oleh bully.

 

Berdasarkan data riset dari Programme for International Students Assessment (PISA) di tahun 2018, Indonesia berada di urutan kelima tertinggi dari 78 negara sebagai negara yang paling banyak murid mengalami perundungan (bullying). Sebesar 41,1% murid mengaku pernah mengalami perundungan (bullying). Di Indonesia, angka murid korban bully jauh di atas rata-rata negara anggota OECD yang hanya sebesar 22,7%. OECD merupakan organisasi untuk kerja sama dan pembangunan ekonomi yang beranggotakan 36 negara Eropa dan Amerika Utara ditambah Jepang dan Korea Selatan.

 

Menurut data Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), jumlah kasus pendidikan di Indonesia per tanggal 30 Mei 2018 adalah 161 kasus, dengan rincian; anak korban tawuran sebanyak 23 kasus atau 14,3 persen, anak pelaku tawuran sebanyak 31 kasus atau 19,3 persen, anak korban kekerasan dan bullying sebanyak 36 kasus atau 22,4 persen, anak pelaku kekerasan dan bullying sebanyak 41 kasus atau 25,5 persen, dan anak korban kebijakan (pungli, dikeluarkan dari sekolah, tidak boleh ikut ujian, dan putus sekolah) sebanyak 30 kasus atau 18,7 persen.

 

Berdasarkan hal tersebut, perlu adanya upaya pencegahan yang dilakukan oleh pihak sekolah agar kejadian bullying khususnya di lingkungan sekolah dapat dihindari. SMAN 1 Pesisir Selatan adalah salah satu sekolah di Provinsi Lampung yang


merupakan   sekolah   yang   telah   memprogramkan   dan   melaksanakan   kegiatan   pencegahan

 

perundungan siswa melalui program pembinaan karakter. Pencegahan perundungan ini dilakukan

 

karena mengacu pada Visi dan Misi serta Motto Sekolah, yakni Unggul dan Beretika.

 

Tujuan  yang akan  dicapai  dalam  kegiatan  ini  adalah  guna  memberikan  pemahaman

 

kepada siswa tentang pentingnya saling tolong menolong dan saling peduli antar sesama serta

 

menghindari tindakan bullying yang berdampak negatif bagi semua pihak.

 

 

 

B.   TUJUAN

 

Adapun  tujuan yang hendak dicapai dengan kegiatan ini adalah:

 

·         Memberi pemahaman siswa tentang bahaya bullying yang berdampak negatif bagi semua pihak

 

·         Memberi memberikan pemahaman kepada siswa tentang pentingnya saling tolong menolong, dan saling peduli antar sesama

 

·         Membiasakan siswa untuk saling hormat-menghormati dan harga-menghargai antar sesama

 

D.     SASARAN

 

Adapun sasaran dilaksanakan kegiatan ini adalah seluruh masyarakat SMAN 1 Pesisir Selatan

 

E.   MANFAAT

 

Adapun manfaat kegiatan pencegahan perundungan di SMAN 1 Pesisir Selatan adalah siswa dapat berperilaku dan berakhlak mulia sesuai Visi dan Misi sekolah.


BAB II

PELAKSANAAN KEGIATAN

 

 

A.    AGENDA/ BENTUK KEGIATAN

Indikator

No   Pencegahan Praktik

Bentuk/Jenis

Waktu

Tujuan

Pelaksanaan

Perundungan Fisik

Kegiatan

 

 

 

 

 

 

Memberi

 

 

pemahaman siswa

 

 

Sosialisasi Program

 

 

tentang bahaya

 

1

Anti Bullying

Setahun sekali

bullying yang

a.  Praktik

(Pembinaan Karakter

 

 

berdampak negatif

 

perundungan fisik

Siswa)

 

 

bagi semua pihak

 

b.      Praktik perundungan

 

 

 

Memberi

Pelaksanaan Program

 

 

 

verbal

Pendidikan Karakter

 

 

c.

 

memberikan

Setiap hari

 

Praktik

Pada setiap Apel

 

 

 

pemahaman kepada

 

 

 

perundungan sosial

Pagi

 

 

 

 

siswa tentang

 

2

d.

Praktik

 

 

 

 

pentingnya saling

 

 

 

 

perudungan

 

 

 

 

 

tolong menolong,

Pelaksanaan Program

 

 

 

seksual

 

 

 

e.

 

dan saling peduli

Pendidikan Karakter

Sepekan Sekali

 

Praktik

 

 

 

 

 

antar sesama

Muslim

 

 

 

perundungan dunia

 

 

 

 

maya

 

 

 

 

 

Membiasakan siswa

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

untuk saling hormat-

 

 

3

 

 

menghormati dan

Evaluasi Tahapan

Setahun Sekali

 

 

harga-menghargai

Program

 

 

 

 

 

 

 

antar sesama

 

 


B.  PANDUAN KEGIATAN

 

Pengertian

Perundungan atau Bullying adalah tindakan penggunaan kekuasaan untuk menyakiti seseorang atau sekelompok orang baik secara verbal, fisik, maupun psikologis sehingga korban merasa tertekan, trauma, dan tak berdaya. Kata bullying berasal dari Bahasa Inggris, yaitu dari kata bull yang berarti banteng yang senang merunduk kesana kemari. Dalam Bahasa Indonesia, secara etimologi kata bully berarti penggertak, orang yang mengganggu orang lemah. Pelaku bullying yang biasa disebut bully bisa seseorang, bisa juga sekelompok orang, dan ia atau mereka mempersepsikan dirinya memiliki power (kekuasaan) untuk melakukan apa saja terhadap korbannya. Korban juga mempersepsikan dirinya sebagai pihak yang lemah, tidak berdaya dan selalu merasa terancan oleh bully.

Mekanisme Pelaksanaan Kegiatan Pencegahan Perundungan

1.      Sosialisasi Program Anti Bullying dilakukan setahun sekali pada Kegiatan Pengenalan Lingkungan Sekolah pada materi Pendidikan Karakter yang diikuti oleh seluruh siswa baru SMAN 1 Pesisir Selatan.

 

2.      Program Pembinaan Karakter (bagi muslim) dilaksanakan secara rutin setiap pekan, dan bagi non muslim serta seluruh siswa diberikan arahan dan pembinaan setiap hari pada Kegiatan Apel Pagi.

 

3.      Menerima Laporan Program Pembinaan Karakter siswa dan melakukan pendekatan khusus bagi siswa yang bermasalah dalam karakternya.

 

4.      Guru pengajar/wali kelas melaporkan kepada Guru BK/Koordinator BK jika menerima laopran perundungan dari siswa.

 

5.      Guru BK/Koordinator BK memberikan pembinaan secara intensif kepada pelaku perundungan, jika berkelanjutan maka wakasek kesiswaan dan kepala sekolah akan menindak lanjuti pelaku perundungan tersebut.

 

Ketentuan Pendanaan

1.      Bantuan Operasional Sekolah

 

Pelaksana Pencegahan Perundungan

Pelaksanaan Program Pencegahan Perundungan di sekolah dilakukan oleh

1.      Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan

 

2.      Koordinator BK

 

3.      Wali Kelas

 

4.      Guru dan Tenaga Pendidik


BAB III

PENUTUP

 

Kegiatan Pencegahan Perundungan yang dilaksanakan setelah satu tahun pelajaran memberi pemahaman kepada siswa tentang arti saling menghargai dan menghormati antar sesama. Siswa terbiasa melakukan aktivitas gotong royong di sekolah dalam setiap kegiatan. Siswa menyadari akan perlunya pembiasaan yang rutin dan konsisten, bukan hanya didalam kelas tapi juga diluar kelas.

 

Di samping siswa juga membiasakan diri berperilaku unggul dan beretika dan konsisten melakukannya, para guru juga tidak kalah dengan siswa, bahwa setiap hari juga guru dan pegawai mendapatkan pembinaan dan arahan dari Kepala Sekolah untuk terus memberi contoh dan teladan yang baik bagi para siswa.

 

Kami yakin dan percaya banyak kekurangan dari laporan ini baik dari sistem pelaksanaannya maupun bentuk penulisan laporan ini. Oleh sebab itu kami memohon maaf dan berharap semoga kekurangan-kekurang tersebut dapat menjadi awal untuk lebih baik lagi di masa yang akan datang.

 

Demikianlah laporan ini disusun, kritik dan saran sangat kami perlukan untuk meningkatkan kualitas pelaksanaan kegiatan dan penulisan laporan pada tahun-tahun berikutnya.


Lampiran :

Partisipasi Siswa dalam Proses Bimbingan Kelompok Pencegahan Perundungan

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Pembagian Kelompok Pembinaan Karakter

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

LAPORAN PROGRAM PENCEGAHAN PERUNDUNGAN / BULLYING DI SMA NEGERI 1 PESISIR SELATAN

  LAPORAN   KEGIATAN PENCEGAHAN PERUNDUNGAN ( BULLYING )                         PEMERINTAH PROVINSI LAMPUNG ...