KEGIATAN PENCEGAHAN
PERUNDUNGAN (BULLYING)
PEMERINTAH PROVINSI LAMPUNG
DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
SMA NEGERI 1 PESISIR SELATAN
TAHUN 2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami haturkan ke hadirat Tuhan YME, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah dan karunia-Nya. Penyusunan laporan ini merupakan salah satu upaya mengimplementasikan segala sesuatunya tentang terlaksananya program pencegahan perundungan siswa di Lingkungan SMA Negeri 1 Pesisir Selatan.
Kami Mengucapkan terimakasih dan penghargaan kepada seluruh warga sekolah yang telah meluangkan waktu dan tenaganya untuk melaksanakan kegiatan pencegahan bulying siswa, dan memberi saran dalam penyusunan laporan ini. Semoga Allah SWT Senantiasa memberikan petunjuk terhadap segala upaya yang kita lakukan demi untuk meningkatkan karakter siswa yang telah dilaksanakan di SMAN 1 Pesisir Selatan.
Koordinator BK
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perundungan atau Bullying adalah tindakan penggunaan kekuasaan untuk menyakiti seseorang atau sekelompok orang baik secara verbal, fisik, maupun psikologis sehingga korban merasa tertekan, trauma, dan tak berdaya. Kata bullying berasal dari Bahasa Inggris, yaitu dari kata bull yang berarti banteng yang senang merunduk kesana kemari. Dalam Bahasa Indonesia, secara etimologi kata bully berarti penggertak, orang yang mengganggu orang lemah. Pelaku bullying yang biasa disebut bully bisa seseorang, bisa juga sekelompok orang, dan ia atau mereka mempersepsikan dirinya memiliki power (kekuasaan) untuk melakukan apa saja terhadap korbannya. Korban juga mempersepsikan dirinya sebagai pihak yang lemah, tidak berdaya dan selalu merasa terancan oleh bully.
Berdasarkan data riset dari Programme for International Students Assessment (PISA) di tahun 2018, Indonesia berada di urutan kelima tertinggi dari 78 negara sebagai negara yang paling banyak murid mengalami perundungan (bullying). Sebesar 41,1% murid mengaku pernah mengalami perundungan (bullying). Di Indonesia, angka murid korban bully jauh di atas rata-rata negara anggota OECD yang hanya sebesar 22,7%. OECD merupakan organisasi untuk kerja sama dan pembangunan ekonomi yang beranggotakan 36 negara Eropa dan Amerika Utara ditambah Jepang dan Korea Selatan.
Menurut data Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), jumlah kasus pendidikan di Indonesia per tanggal 30 Mei 2018 adalah 161 kasus, dengan rincian; anak korban tawuran sebanyak 23 kasus atau 14,3 persen, anak pelaku tawuran sebanyak 31 kasus atau 19,3 persen, anak korban kekerasan dan bullying sebanyak 36 kasus atau 22,4 persen, anak pelaku kekerasan dan bullying sebanyak 41 kasus atau 25,5 persen, dan anak korban kebijakan (pungli, dikeluarkan dari sekolah, tidak boleh ikut ujian, dan putus sekolah) sebanyak 30 kasus atau 18,7 persen.
Berdasarkan hal tersebut, perlu adanya upaya pencegahan yang dilakukan oleh pihak sekolah agar kejadian bullying khususnya di lingkungan sekolah dapat dihindari. SMAN 1 Pesisir Selatan adalah salah satu sekolah di Provinsi Lampung yang
merupakan sekolah yang telah memprogramkan dan melaksanakan kegiatan pencegahan
perundungan siswa melalui program pembinaan karakter. Pencegahan perundungan ini dilakukan
karena mengacu pada Visi dan Misi serta Motto Sekolah, yakni Unggul dan Beretika.
Tujuan yang akan dicapai dalam kegiatan ini adalah guna memberikan pemahaman
kepada siswa tentang pentingnya saling tolong menolong dan saling peduli antar sesama serta
menghindari tindakan bullying yang berdampak negatif bagi semua pihak.
B. TUJUAN
Adapun tujuan yang hendak dicapai dengan kegiatan ini adalah:
· Memberi pemahaman siswa tentang bahaya bullying yang berdampak negatif bagi semua pihak
· Memberi memberikan pemahaman kepada siswa tentang pentingnya saling tolong menolong, dan saling peduli antar sesama
· Membiasakan siswa untuk saling hormat-menghormati dan harga-menghargai antar sesama
D. SASARAN
Adapun sasaran dilaksanakan kegiatan ini adalah seluruh masyarakat SMAN 1 Pesisir Selatan
E. MANFAAT
Adapun manfaat kegiatan pencegahan perundungan di SMAN 1 Pesisir Selatan adalah siswa dapat berperilaku dan berakhlak mulia sesuai Visi dan Misi sekolah.
PELAKSANAAN KEGIATAN
A. AGENDA/ BENTUK KEGIATAN
Indikator
No Pencegahan Praktik |
Bentuk/Jenis |
Waktu |
Tujuan |
Pelaksanaan |
|
Perundungan Fisik |
Kegiatan |
|
|
|
|
|
|
|
|
Memberi |
|
|
pemahaman siswa |
|
|
Sosialisasi Program |
|
|
tentang bahaya |
|
1 |
Anti Bullying |
Setahun sekali |
bullying yang |
||
a. Praktik |
(Pembinaan Karakter |
|
|
berdampak negatif |
|
perundungan fisik |
Siswa) |
|
|
bagi semua pihak |
|
b. Praktik perundungan
|
|
|
Memberi |
Pelaksanaan Program |
|
|
|
verbal |
Pendidikan Karakter |
|
|
|
c. |
|
memberikan |
Setiap hari |
|
|
Praktik |
Pada setiap Apel |
|||
|
|
|
pemahaman kepada |
|
|
|
|
perundungan sosial |
Pagi |
|
|
|
|
|
siswa tentang |
|
|
2 |
d. |
Praktik |
|
|
|
|
|
pentingnya saling |
|
|
|
|
|
perudungan |
|
|
|
|
|
|
tolong menolong, |
Pelaksanaan Program |
|
|
|
seksual |
|
|
|
|
e. |
|
dan saling peduli |
Pendidikan Karakter |
Sepekan Sekali |
|
Praktik |
|
|
||
|
|
|
antar sesama |
Muslim |
|
|
|
perundungan dunia |
|
|
|
|
|
maya |
|
|
|
|
|
Membiasakan siswa |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
untuk saling hormat- |
|
|
3 |
|
|
menghormati dan |
Evaluasi Tahapan |
Setahun Sekali |
|
|
harga-menghargai |
Program |
||
|
|
|
|
||
|
|
|
antar sesama |
|
|
Pengertian
Perundungan atau Bullying adalah tindakan penggunaan kekuasaan untuk menyakiti seseorang atau sekelompok orang baik secara verbal, fisik, maupun psikologis sehingga korban merasa tertekan, trauma, dan tak berdaya. Kata bullying berasal dari Bahasa Inggris, yaitu dari kata bull yang berarti banteng yang senang merunduk kesana kemari. Dalam Bahasa Indonesia, secara etimologi kata bully berarti penggertak, orang yang mengganggu orang lemah. Pelaku bullying yang biasa disebut bully bisa seseorang, bisa juga sekelompok orang, dan ia atau mereka mempersepsikan dirinya memiliki power (kekuasaan) untuk melakukan apa saja terhadap korbannya. Korban juga mempersepsikan dirinya sebagai pihak yang lemah, tidak berdaya dan selalu merasa terancan oleh bully.
Mekanisme Pelaksanaan Kegiatan Pencegahan Perundungan
1. Sosialisasi Program Anti Bullying dilakukan setahun sekali pada Kegiatan Pengenalan Lingkungan Sekolah pada materi Pendidikan Karakter yang diikuti oleh seluruh siswa baru SMAN 1 Pesisir Selatan.
2. Program Pembinaan Karakter (bagi muslim) dilaksanakan secara rutin setiap pekan, dan bagi non muslim serta seluruh siswa diberikan arahan dan pembinaan setiap hari pada Kegiatan Apel Pagi.
3. Menerima Laporan Program Pembinaan Karakter siswa dan melakukan pendekatan khusus bagi siswa yang bermasalah dalam karakternya.
4. Guru pengajar/wali kelas melaporkan kepada Guru BK/Koordinator BK jika menerima laopran perundungan dari siswa.
5. Guru BK/Koordinator BK memberikan pembinaan secara intensif kepada pelaku perundungan, jika berkelanjutan maka wakasek kesiswaan dan kepala sekolah akan menindak lanjuti pelaku perundungan tersebut.
Ketentuan Pendanaan
1. Bantuan Operasional Sekolah
Pelaksana Pencegahan Perundungan
Pelaksanaan Program Pencegahan Perundungan di sekolah dilakukan oleh
1. Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan
2. Koordinator BK
3. Wali Kelas
4. Guru dan Tenaga Pendidik
PENUTUP
Kegiatan Pencegahan Perundungan yang dilaksanakan setelah satu tahun pelajaran memberi pemahaman kepada siswa tentang arti saling menghargai dan menghormati antar sesama. Siswa terbiasa melakukan aktivitas gotong royong di sekolah dalam setiap kegiatan. Siswa menyadari akan perlunya pembiasaan yang rutin dan konsisten, bukan hanya didalam kelas tapi juga diluar kelas.
Di samping siswa juga membiasakan diri berperilaku unggul dan beretika dan konsisten melakukannya, para guru juga tidak kalah dengan siswa, bahwa setiap hari juga guru dan pegawai mendapatkan pembinaan dan arahan dari Kepala Sekolah untuk terus memberi contoh dan teladan yang baik bagi para siswa.
Kami yakin dan percaya banyak kekurangan dari laporan ini baik dari sistem pelaksanaannya maupun bentuk penulisan laporan ini. Oleh sebab itu kami memohon maaf dan berharap semoga kekurangan-kekurang tersebut dapat menjadi awal untuk lebih baik lagi di masa yang akan datang.
Demikianlah laporan ini disusun, kritik dan saran sangat kami perlukan untuk meningkatkan kualitas pelaksanaan kegiatan dan penulisan laporan pada tahun-tahun berikutnya.
Partisipasi Siswa dalam Proses Bimbingan Kelompok Pencegahan Perundungan
Pembagian Kelompok Pembinaan Karakter